Hidup bermasyarakat dilingkungan adat bali, sungguh luar
biasa. Dalam konteks ini, suatu tatanan yang bernama desa pekraman. Di desa pekraman, terdapat
beragam fungsi yang saling terkait, yang membuat kehidupan bermasyarakat
tertata dengan baik. Kelihan desa, baik kelihan adat maupun kelihan dinas,
berfungsi selaku kepala yang mengatur. Kelian adat mengatur urusan adat,
kelihan dinas mengatur soal dinas (pencatatan secara sipil). Kemudian ada sekaa truna truni sebagai wadah
bagi para pemuda pemudi di masing- masing banjar untuk berkreasi dan
berekspresi. Berikutnya ada kamdes (keamanan desa) yang biasanya disebut pecalang, yang sesuai
namanya, bertugas menjaga keamanan desa. Dan masih banyak lagi fungsi lainnya
seperti contohnya PKK sebagai wadah bagi para ibu. Semuanya berjalan teratur
dan dijalankan sesuai awig-awig (aturan) desa tersebut.
Kaitannya dengan perselisihan yang kerap melibatkan ormas, sebenarnya bali
tidak terlalu membutuhkan ormas, apalagi yang bersifat laskar premanisme.disinilah
letak fungsi desa pekraman. Dalam hubungannya dengan masalah keamanan
contohnya, ada pecalang yang bisa menjalankan fungsinya, tentunya dengan
kerjasama yang baik juga dengan pihak berwajib. Keamanan desanya merupakan
kewajiban pecalang desa tersebut, tidak perlu sampai melibatkan pihak dari luar
desa. Dalam hal perselisihan antar desa pun akan lebih mudah diselesaikan,
karena pada dasarnya setiap desa mempunyai awig-awig yang harus dijalankan dan
dipatuhi, baik oleh desa itu sendiri maupun desa lain. Dan disitu pula biasanya
terdapat solusi pemecahan masalah.
Orang bali tidak butuh laskar preman untuk menjaga bali. Saling menghormati
dalam konteks desa pekraman sudah cukup menciptakan bali yang damai.