Demo buruh kerap kali terjadi, turun kejalan dan seringkali
memacetkan. Suara tuntutan buruh beradu
dengan raungan mesin kendaraan yang terpaksa ikut antre dijalan, menebar polusi
suara dan udara. Pengguna jalan mengeluh? Tidak juga. Sebagian dari mereka juga
buruh yang pastinya juga memiliki tujuan yang sama dengan rekan mereka yang
berdemo, memiliki system ketenagakerjaan yang lebih baik.
Saat ini buruh seolah tidak punya pilihan. System kerja outsourching
seperti memangkas hak mereka. Hak dapat jaminan kehidupan yang lebih baik. Jangan
heran kalau akhirnya mereka membuat pilihan sendiri. Turun kejalan menuntut
pemerintah yang membuat peraturan tanpa dipikirkan. Menurunkan massa dalam
jumlah besar pernah berhasil mengalahkan pemerintah. Tapi alangkah baiknya,
buruh memiliki wadah yang lebih berpengaruh dan lebih “ramah”. Bukan berarti
serikat buruh tidak berpengaruh, tapi politisasi pemerintah lebih baik dilawan
dengan politisasi juga. Memiliki partai untuk buruh .
Memiliki partai untuk buruh yang kuat di negeri yang penuh
politisasi sangat susah, kecuali didukung penuh
oleh elemen buruh itu sendiri. sudah lama di negeri ini tidak ada partai
yang benar-benar memikirkan buruh. Semua seolah berpikir untuk keuntungan
pribadi. Seandainya benar terjadi, buruh memiliki partai yang kuat. Memiliki 50%
+ 1 saja kursi parlemen, mungkin negeri ini akan mempunyai bukan hanya system ketenagakerjaan
, tapi juga system ketatanegaraan yang baik.
Saat rakyat benar-benar ada di dewan perwakilannya, saat
itulah Negara akan menjadi alat yang benar untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya. Bukan sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar